BAB I
PENDAHULUAN
Satu
di antara sekian banyak kaedah interpretasi terhadap nash al-Qur'an adalah al-'ibrah
bi umum al-lafdhi la bi khusus al-sabab -memahami nash-nash al-Qur'an
dengan berpegang pada keumuman lafadz bukan kekhususan sebab turunnya ayat.
Kaedah ini identik dengan teknik analisis
induktif-deduktif yang selanjutnya dapat dikenal dengan istilah generalistik
maupun nilai rata-rata, mean, median atau modus dalam dunia statistik.
Pengambilan keputusan ini terkadang hanya didasarkan pada pengambilan sample,
contoh kecil dari sebagian sasaran yang menjadi objek kajian.
Kaedah
ini sudah barang tentu selain mengandung banyak keunggulan juga sarat dengan
berbagai kekurangan. Keunggulan kaedah ini memang segera dapat dipahami secara
cepat dari berbagai permasalahan yang sedang berkembang. Namun tidak jarang
teknik analisis demikian juga sering mengabaikan persoalan-persoalan yang
sifatnya sangat spesifik, baik keberadaannya terletak posisi ekstrim kanan
maupun ekstrim kiri. Analisis ini sering mengabaikan kelompok-kelompok
minoritas dari kalangan bawah maupun minoritas dari kalangan atas. Kalangan
minoritas terkadang jarang dan bahkan tidak pernah mendapat perhatian khusus
sesuai dengan kapasitas yang bersangkutan.
Kelemahan
dari beberapa penerapan kaedah tersebut, mengundang perhatian untuk mencermati
persoalan-persoalan yang lebih spesifik, dengan memberlakukan kebalikan dari
kaedah di atas melalui ungkapan: al-ibrah bi khusus al-sabab la bi umum
al-lafdzi -memahami ayat-ayat al-Qur'an dengan berpegang pada sebab
turunnya ayat al-Qur'an dan bukan pada keumuman lafadhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Manna
Khalil al-Qattan, mabahis fi ‘Ulumul Qur’an,Bogor: PT. Pustaka
Litera Antar Nusa, 1412.
Didin
Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an.
http://ibnusabil.blogspot.com/feeds/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar